Sabtu, 18 Desember 2010
Riwayat Nabi Kong Hu Cu( Bagian 4)
MENDENGAR TANGIS WANITA
Akibat perebutan kekuasaan di negeri Lo, kekacauan merajalela. Karena itu, Nabi Khongcu meninggalkan negeri Lo menuju ke negeri Cee. Di tengah perjalanan tatkala melewati kaki gunung Thai San, terdengar tangis wanita yang memilukan. Wanita itu menangis di depan makam, ketika ditanya ia menerangkan bahwa mertuanya, suaminya dan kini anaknya telah mati diterkam harimau. Dengan terkejut Cu Kong bertanya "0, mengapa tidak meninggalkan tempat celaka ini ?
"Ya, di sini setidak-tidaknya tiada pemerintah yang kejam mengganas.” sahut wanita itu.
Cu Kong meninggalkan wanita itu; la menuturkan segala yang didengarnya kepada Nabi.
Nabi dengan hati pedih bersabda, “Hai siswa-siswaKu, ingatlah, pemerintah yang kejam itu lebih ditakuti daripada buasnya harimau. "
TIBA DI IBUKOTA NEGERI CEE
Ketika memasuki pintu gerbang ibukota negeri Cee, Nabi melihat seorang anak laki-laki berjalan di sisi kereta. Kerling anak itu seolah-olah dapat menembusi barang pandangannya, dan jalannya lurus tertib menunjukkan kecerdasan akal budinya. Melihat itu Nabi menyuruh murid yang menyaisi kereta mengikuti anak itu. Tengah berjalan, dari jauh sayup-sayup sampai terdengar suara musik yang mengalun merdu. Akhirnya mereka tiba di tempat asal paduan suara musik itu, anak itu langsung menuju ke sebuah rumah tempat lagu itu dimainkan. Itulah lagu Siau, sebuah lagu suci ciptaan jaman Giau dan Sun. Nabi beserta rombongan menghentikan perjalanan dan mendengarkan suara musik itu.
Setelah selesai dimainkan lagu itu, Nabi menemui guru musik dan saling bertukar pikiran. Beliau memutuskan akan mempelajarinya.
BELAJAR MUSIK SIAU
Dengan sangat tekun Nabi mempelajari musik Siau, kian mempelajari kalbunya kian tertambat pada keindahan lagu itu. Tiga bulan lamanya beliau mempelajarinya dan selama itu Nabi begitu tekun sehingga lupa akan rasa kelezatan daging. Setelah berhasil menguasai lagu itu, beliau bersabda, "Tidak kusangka bahwa musik dapat sedemikian rupa berpengaruh terhada jiwa manusia.”(Lun Gi VII: 14)
Beliau juga menyatakan bahwa musik Siau inilah musik yang terindah lagi sempurna. “Orang sering berkata, 'Kesusilaan ! Kesusilaan !' Tetapi apakah itu hanya berarti mempersoalkan (sumbang-menyumbang) batu giok, kain sutera saja ? Orang sering berkata 'Musik ! Musik !', Apakah itu hanya berarti mempersoalkan hal menabuh lonceng dan tambur saja ?" (Lun Gi XVII: 11)
DI ISTANA NEGERI CEE
Di negeri Cee, Nabi menumpang pada salah seorang temannya bernama Koo Ciaucu, yang menjadi menteri negeri Cee. Beberapa kali rajamuda Cee King Kong bertanya tentang hal-hal yang berhubungan dengan pemerintahan. Rajamuda Cee King Kong telah lanjut usia. Keadaan negeri Cee tidak cemerlang dan tidak jauh berbeda dengan negeri Lo. Kekuasaan dirampas oleh kepala keluarga bangsawan Tin seperti halnya negeri Lo oleh kepala tiga keluarga besarnya. Kekuasaan pemerintahan negara-negara pada jaman Chun Chiu itu kebanyakan sudah diambil oleh kepala-kepala keluarga besar di negeri ma-sing-masing, rajamuda hanya menjadi simbol saja. Cee King Kong Yang telah tua itu ternyata masih bertahun-tahun memerintah negerinya dan keterbatasan kekuasaannya itu meski diterima dengan hati berat ia tetap bersabar.
BERTANYA TENTANG PEMERINTAHAN
Di dalam kesempatan lain, Cee King Kong bertanya tentang pemerintahan yang baik. Nabi bersabda, "Raja harus menetapi kewajiban sebagai raja, menteri sebagai menteri, ayah sebagai ayah dan anak sebagai anak." Mendengar itu rajamuda King berseru, "Tepat, sungguh tepat ! Sesungguhnya bila raja tidak menepati kewajiban sebagai raja, menteri sebagai menteri, ayah sebagai ayah dan anak sebagai anak, meskipun berkecukupan makanan dapatkah kita menikmatinya?" (Lun Gi XII : 11)
Manusia mempunyai tugas dan fungsi masing-masing. "Janganlah merasa lelah menjalankan tugas dan berbuatlah dengan penuh Satya." (Lun Gi XII : 14)
"Makna memerintah ialah meluruskan. Bila pemimpin menjadi pelopor berbuat lurus, siapakah berani berbuat tidak lurus?" (Lun Gi XII : 17)
NEGERI CEE TERTIMPA BALA KELAPARAN
Akibat panen yang gagal dan bencana kekeringan, negeri Cee tertimpa bala kelaparan. Rajamuda King bertanya kepada Nabi bagaimana mengatasinya. Nabi menasehatkan agar diadakan penghematan, terutama di daerah yang miskin dan menanggung bala kelaparan, raja harus memperlakukan rakyat dengan sikap rendah hati seakan-akan segala penderitaan itu akibat kesalahan dirinya. Gudang-gudang pangan negara supaya dibuka untuk menolong rakyat yang menderita itu.
Cee King Kong setuju dan melaksanakan nasehat-nasehat Nabi. Dengan sepenuh hati ia berusaha menolong rakyat. Hari lain, Rajamuda King bertanya pula tentang pemerintahan dan Nabi menjawab, "Di dalam pemerintahan harus benar-benar hemat di dalam menggunakan harta kekayaannya.