Sabtu, 18 Desember 2010
Riwayat Nabi Kong Hu Cu( Bagian 5)
ISI ISTANA NEGERI CEE RIBUT
Rajamuda Cee King Kong sangat terkesan terhadap Nabi Khongcu, ia bermaksud memberikan daerah Ni Khok dan mengangkat beliau menjadi salah seorang menterinya sehingga dapat melaksanakan gagasan-gagasannya. Hai ini mengakibatkan keributan isi istana, menteri-menteri negeri Cee menjadi cemas dan khawatir Nabi Khongcu akan menjadi penghalang. Mereka membujuk Cee King Kong membatalkan niatnya, memburuk-burukkan pribadi dan ajaran Nabi. Cee King Kong berkata, "Aku tidak dapat memberi kedudukan kepadanya setingkat kepala keluarga Kwi; maka Ia akan kuberi kedudukan se-tingkat antara kedudukan kepala keluarga Kwi dan Bing.” Kemudian lebih ragu-ragu lagi, "Aku sudah terlalu tua, aku tidak dapat menggunakan tenaganya lagi." Melihat itu Nabi tidak mau berlama-lama di negeri Cee, beliau mohon diri dan bersama murid-murid berjalan pulang ke negeri Lo.
DI NEGERI LO MEMBINA PARA MURID
Pada tahun 515 SM Nabi kembali ke negeri Lo. Hampir 15 tahun beliau menjauhkan diri dari kehidupan pemerintahan. Beliau melewatkan waktu mendidik para murid, mengumpulkan Kitab-kitab Suci, dipelajarinya dan dibukukannya di dalam kitab yang disusunnya yaitu Si King (Kitab Sanjak), Su King (Ki-tab Dokumentasi Sejarah), Lee King (Kitab Kesusilaan) dan Gak King (Kitab Musik). Buah karya beliau itu lebih memasyurkan namaNya, kian banyak orang-orang yang mohon diterima sebagai murid. Sejak itu, Nabi telah merasakan panggilan sucinya, mengemban Firman THIAN pulang kepada Jalan Suci yang diajarkan dan dibimbingkan Agama. Saat itu Ji Kau sedang tidak dihiraukan orang. "Aku hanya meneruskan, tidak mencipta. Aku menaruh percaya dan suka kepada Ajaran/Kitab yang kuno itu. Aku ingin membandingkan diriku dengan Loo Phing." (Lun Gi VII : 1)
PEMBERONTAKAN YANG HO
perubahan pertanahan di negeri Lo banyak mengundang kemelut, menimbulkan perpecahan pada keluarga bangsawan Kwi. Seorang budak tukang rumput berhasil meningkatkan dirinya, dan sangat berkuasa di keluarga Kwi, ia bernama Yang Ho. Kwi Hwancu mempunyai seorang menteri kesayangan bernama Tiong-liang Hwai dan di musuhi Yang Ho, dan akan diusir bila tidak ditengahi Kongsan Put-niu. Pada musim gugur, Tiong-liang Hwai berlaku kurang ajar sehingga ditangkap dan ditahan Yang Ho. Kwi Hwancu marah kepada Yang Ho, ia ditangkap dan di penjarakan dan baru dibebaskan setelah berjanji mau mengakui kekuasaan Yang Ho. Demikianlah Yang Ho merendahkan martabat keluarga Kwi, juga telah merendahkan martabat Rajamuda negeri Lo. Semua ingkar dari Jalan Suci, maka Nabi tidak mau munculkan diri, beliau menyibukkan diri mendidik murid-muridnya dan menyusun Kitab-kitab.
BERUSAHA MENARIK NABI
Yang Ho yang pandai dan licin itu yakin bahwa usahanya menegakkan kekuasaannya akan gagal bila tidak mendapat pembantu-pembantu yang bijaksana. Karena itu, la berusaha menarik Nabi Khongcu ke pihaknya. Suatu hari, ia bersama murid-muridnya berkunjung ke tempat Nabi Khongcu. Maksud kunjungan ini gagal karena dihalangi oleh Cu Lo dan kawan-kawannya yang tidak menyukai perbuatannya. Nabipun segan bertemu dengannya. Yang Ho tidak berputus asa oleh kegagalan itu, ia mencoba dengan cara lain, ia selaku pejabat secara resmi mengirim seekor babi panggang sebagai hadiah. Kiriman itu tidak dapat langsung diterima Nabi dari utusan Yang Ho karena beliau sedang keluar. Ini memang telah diatur Yang Ho. Dengan jalan ini, Yang Ho memaksa Nabi berkunjung kerumahnya untuk mengucapkan terima kasih. Karena itu, Nabipun memilih saat Yang Ho tidak ada di rumah untuk mengunjunginya.
BERJUMPA YANG HO
Dalam perjalanan pulang dari rumah Yang Ho, Nabi bertemu dengannya di tengah jalan. Yang Ho segera menghampiri, mereka masing-masing turun dari kereta dan saling memberi hormat. Yang Ho berkata, "Saya hendak berbicara sebentar dengan Anda, kalau seseorang menyimpan mestinya yang berharga dan membiarkan negerinya berantakan, dapatkah ia dinamai yang berperi Cinta Kasih ?" "Sudah tentu tidak." "Kalau ada seseorang yang mau memangku jabatan, tetapi selalu salah mencari waktu yang tepat, dapatkah ia dinamai yang bijaksana ?" "Sudah tentu tidak pula." "Ingatlah hari dan bulan terus berlalu, umurpun tidak mau menanti!" Nabi bersabda,"Benar, Akupun akan memangku jabatan ! Terima kasih. " (Lun Gi XVII : 1)
Tahulah Yang Ho bahwa Nabi telah menolak ajakannya secara halus, maka ia tidak berusaha lebih jauh untuk mau bekerja dengannya.